Sabtu, 25 Juli 2020

ThinkPad punya tempat spesial di hati para penggunanya



Terinspirasi oleh kotak nasi bento khas Jepang, IBM ThinkPad dari Amerika memulai suksesnya pada tahun 1990 sebelum akhirnya IBM diakuisisi oleh Lenovo (perusahaan asal China) pada tahun 2004. Bentuknya yang simpel, hitam, mengotak membuat ThinkPad sangat kental dengan nuansa bisnis atau perkantoran. Keyboard yang nyaman karena punya lekukan khas dan travel distance yang pas akan membuat kebanyakan orang akan sulit untuk pindah ke brand laptop lain. Track point berwarna merah di bagian tengah keyboard sebagai ciri khas dan memberikan pengalaman lain dibanding dengan mouse ataupun trackpad. Bentuk keyboard hampir tidak mengalami perubahan selama tahun terakhir. Jajaran laptop Lenovo terlihat memiliki bentuk keyboard sekilas agak mirip dengan ThinkPad, namun tetap saja berbeda. Tingginya harga laptop ThinkPad dibanding dengan laptop lain dengan spesifikasi yang sama membuat laptop ini digunakan oleh kalangan terbatas. Bagi sebagian besar penggunanya, ThinkPad tidak tergantikan. Kemiripan bentuk dari semua jenis ThinkPad membuat orang awam tidak akan mengetahui perbedaan mereka.

Thinkpad dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu : X, W, P, T, L, E dan A. Sebenarnya saya tidak begitu paham kasta di thinkpad, namun yang jelas seri X biasanya berukuran ringkas dan ringan. Ada seri W yang biasanya adalah sebuah mobile workstation. Seri W cukup sulit ditemui dalam kondisi second, kalaupun ada harganya cukup tinggi. Berikutnya ada seri P yang juga merupakan sebuah mobile workstation yang lebih ringkas. Lalu ada seri T yang banyak digunakan oleh karyawan kantoran. Di bawah seri T ada seri L yang dari materialnya terasa agak berbeda dengan seri T karena harganya juga lebih ekonomis. Namun jangan khawatir, semua jajaran ThinkPad lolos sertifikasi Military Standard 810G. Berlanjut ke seri E, ini merupakan salah satu seri terlaris saat ini karena harga tidak terlampau tinggi namun punya keamanan yang baik. Terakhir adalah seri A dimana pada seri ini ThinkPad ditenagai oleh processor AMD. Namun yang saya tahu, seri E pun ada yang ditenagai prosesor AMD. Cara membedakannya adalah angka terakhir dari serinya. Untuk intel akhirannya angka 0, sedangkan AMD memiliki akhiran angka 5.

Cara membaca kode ThinkPad dengan tahun pembuatan 2008 atau lebih baru :

Contoh model : X250
X menunjukkan seri X
2 menunjukkan ukuran layar 12.5 inch
5 menjunjukkan generasi ke-5
0 menunjukkan prosesor yang digunakan dari keluarga intel

Contoh model : L460
L menunjukkan seri L
4 menunjukkan ukuran layar 14 inch
6 menunjukkan generasi ke 6
0 menunjukkan prosesor yang digunakan dari keluarga intel

Contoh model : E595
E menunjukkan seri E
5 menunjukkan ukuran layar 15.6 inch
9 menunjukkan generasi ke 9
5 menunjukkan prosesor yang digunakan dari keluarga AMD

Contoh model : T480s
T menunjukkan seri T
4 menunjukkan ukuran layar 14 inch
8 menunjukkan generasi ke 8
0 menunjukkan prosesor yang digunakan dari keluarga intel
s menunjukkan body yang diusung berjenis slim (tipis/ramping).

ThinkPad ini tidak memiliki spesifikasi khusus selain yang saya sebutkan di atas. Bukan hanya processor, RAM, pilihan storage bahkan jenis panel layar yang digunakan akan mengikuti pesanan customer yang biasanya dari kalangan perusahaan. Beberapa jenis ThinkPad bahkan tidak dijual bebas ke perorangan.

Bagaimana? Apakah anda mulai tertarik untuk mencoba ThinkPad?
Apabila masih ragu, anda dapat mencoba membeli ThinkPad bekas terlebih dahulu. Saya menyarankan untuk membeli ThinkPad generasi 5 atau lebih baru. Pastikan juga ThinkPad yang anda beli menggunakan SSD atau setidaknya gantilah harddisknya dengan SSD. Tidak perlu khawatir dengan RAM yang dimiliki karena ThinkPad memiliki opsi upgrade yang cukup luas. Pilih juga layar beresolusi Full HD 1920x1080 atau lebih dengan panel IPS karena gambar yang dihasilkan cukup memuaskan.

Setelah mencoba ThinkPad, saya cukup yakin beberapa dari anda akan selalu memiliki setidaknya 1 buah ThinkPad di rumah.

Buat teman-teman yang membaca artikel ini dan menemukan ada kesalahan dalam penulisan atau mungkin mau menambahkan informasi seputar ThinkPad, mohon bisa tinggalkan pesan di kolom komentar. Terima kasih.

Sabtu, 13 Juni 2020

Berdamai Dengan Asam Lambung


Beberapa tahun ke belakang banyak bermunculan berita kematian yang diakibatkan oleh Asam Lambung. Kebetulan saya sendiri sempat mengalami masalah dengan asam lambung. Penyakit ini mulai muncul sebetulnya sejak saya bekerja, namun berada dalam kondisi terburuk antara tahun 2016-2017. Ketika sedang kambuh yang saya rasakan : lemah, denyut jantung cepat, pusing, ada pikiran seperti mau mati dan bingung dengan keadaan itu sendiri. Alhamdulillah sekarang saya 90% pulih dan hampir tidak pernah kambuh lagi tanpa mengkonsumsi obat-obatan kimia jangka panjang. Kalau saya ringkas, berikut beberapa faktor yang dapat membuat anda terkena asam lambung dan harus bagaimana berdamai dengan penyakit ini?

Penyakit asam lambung akan muncul apabila anda terus terpapar dengan kondisi berikut :

1. Stress
Ya, hidup di era modern yang memiliki tempo kerja dan kompleksitas tinggi akan membuat kita semakin rentan. Saya merasakan sendiri hubungan erat antara stress dengan lambung. Hal ini pula lah yang disampaikan beberapa dokter yang pernah saya kunjungi. Semakin cepat anda bisa mengeliminir penyebab stress, maka semakin cepat pula anda akan pulih.

2. Pola Makan
Saya terkadang sulit untuk menjaga pola makan, waktu tidak teratur dan kurangnya serat akan memperburuk keadaan. Hal yang bisa memulihkan saya lebih cepat adalah puasa. Dalam keadaan tidak puasa, waktu dan porsi makan saya kadang berantakan. Tetapi ketika memasuki bulan Ramadhan pada hari-hari awal terasa sangat berat, namun pada akhirnya justru kondisi akan membaik dan fisik terasa lebih kuat. Berpuasalah, makan dengan porsi yang cukup. Tidak berlebihan dan tidak terlalu membatasi, biasa saja.

3. Kurang Istirahat
Ini juga saya sadari sebagai salah satu faktor terbesar penyebab Asam Lambung. Seringnya panggilan dari tempat kerja di malam hari dan terlalu lama aktif dengan gadget membuat saya kurang istirahat. Otak tidak mendapat cukup asupan Oksigen sehingga rasa kantuk kerap melanda dan pikiran menjadi tidak fokus. Anda harus berani untuk stop gadget pada jam 8 malam, kecilkan suara HP anda, buat aturan-aturan tertentu dan perkuat delegasi di tempat kerja anda. Hanya kondisi sangat buruklah yang memerlukan decision dari anda, berdayakanlah second layer anda.

4. Kelola Emosi & Berpikir Positif
Saya adalah orang yang cukup kalem namun seketika dapat berubah apabila bertemu dengan penyimpangan yang tidak bisa saya terima khususnya di jalan raya. Saya menjadi sangat tempramental di jalan raya. Jarang santai ketika mengemudi dan cenderung memacu kendaraan pada kecepatan tinggi. Ego. ya Ego inilah yang harus saya kalahkan dan ini sulit. Dari asam lambung sepertinya Allah mengajarkan saya untuk lebih bersabar, memaklumi dan mengerti bahwa orang itu tidak sama. Perilaku berkendara di Indonesia memang cukup sulit diterima, namun kita hidup di negeri ini jadi harus kita terima. Kita hanya fokus untuk berkendara dengan baik, santai dan tidak merugikan orang lain.

5. Jaga Kebersihan Gigi & Makanan
Waktu terbaik untuk sikat gigi? Kebanyakan orang mungkin akan menjawab bangun tidur dan menjelang tidur. Ternyata waktu terbaik adalah setiap selesai makan sesuatu. Tidak perlu digosok terlalu kuat karena merusak email gigi dan jangan terlalu sering menggunakan mouthwash. Kebersihan makanan juga penting. Berpikirlah dua kali ketika anda akan memakan makanan yang tidak jelas kebersihannya. Hal ini akan mengundang Helicobacter lebih banyak ke dalam lambung anda dan itu memperburuk keadaan.

6. Kurang Olah Raga
Sampai saat ini pun saya masih kurang olah raga, namun saya percaya olahraga secukupnya akan membantu tubuh menjadi lebih kuat dan kebal dalam menghadapi segala macam penyakit, polusi dan kondisi sekitar yang berubah-ubah.

7. Suplemen Alami yang Dapat Membantu Pemulihan
Saya mencoba untuk mengkonsumsi kunyit untuk membantu meredakan lambung, mungkin ada khasiatnya namun saya pribadi lebih merasakan manfaat nanas. Awalnya saya mengira bahwa dengan mengkonsumsi nanas lambung saya akan berontak. Ternyata tidak. Hal ini saya lakukan setelah mencari referensi buah atau sayuran yang dapat membantu pemulihan kondisi lambung. Selain itu 1 sendok makan ketumbar yang diseduh dengan air panas, ditunggu beberapa saat hingga dingin juga membantu peredaran darah. Ketumbar bersifat mengencerkan darah. Jangan konsumsi berlebihan, cukup 1 minggu sekali. 

8. Makan Kelapa Tua Mentah
Saya ditertawakan banyak teman di kantor karena beberapa kali mengunyah 1/4 batok kelapa tua mentah setiap pagi. Saya melakukan ini atas rekomendasi teman saya dan membaca artikel tentang kelapa tua mentah.
Saya tidak mengikuti tahapan dari terapi tersebut, saya hanya mencoba memakan kelapa tua mentah 4 hari berturut-turut (tidak rutin, karena terkadang tidak sempat).
Namun apabila anda ingin mencoba, tidak ada salahnya klik link di bawah ini :


Demikian sedikit cerita dari saya tentang berdamai dengan Asam Lambung, semoga bermanfaat.

Cara Mengoptimalkan Usia Baterai Laptop


Bagaimana cara mengoptimalkan usia pakai baterai laptop kita? Itulah pertanyaan yang mungkin jarang terlontar tetapi sebetulnya perlu untuk dibahas, karena harga baterai laptop tidaklah murah. Tanpa perlu panjang lebar, langsung saja kita bahas satu per satu.

1. Charge Laptop Selama Digunakan
Pada laptop modern, umumnya terdapat pemutus arus ke arah baterai ketika proses charging sudah selesai sehingga arus dari charger akan diteruskan ke motherboard. Namun apabila laptop idle dalam waktu yang cukup lama (di atas 30 menit) sebaiknya matikan saja laptopnya, lalu lepaskan chargernya. Hal ini dilakukan karena secara default laptop kita akan mematikan sistem setelah beberapa waktu sehingga overcharge akan terjadi.
Pada laptop HP kita bisa membuktikan hal ini di HP Support Assistance, sedangkan di Lenovo, kita bisa melihatnya di Lenovo Vantage. Bahkan di Lenovo Vantage kita bisa menghentikan proses charging secara otomatis apabila telah mencapai level baterai tertentu.


2. Lepaskan Charger Apabila Laptop Tidak Digunakan
Point 1 tidak berlaku apabila laptop dalam keadaan mati. Jangan charge laptop lalu anda tinggal tidur, hal ini akan menyebabkan overcharge. Apabila baterai yang tersisa hanya sedikit, lebih baik anda charge laptop anda ketika bangun tidur dan lepaskan ketika akan berangkat ke kantor.

3. Hindari Suhu Tinggi
Pada laptop panas akan ditimbulkan dari processor. Dengan pendinginan yang baik seharusnya hal ini tidak menjadi masalah. Masalah panas biasanya datang apabila anda menggunakan laptop untuk aktivitas yang berat seperti rendering dan bermain game dalam waktu tertentu. Apabila anda sering menggunakan laptop untuk rendering dan bermain game, pertimbangkan untuk membeli cooler external supaya suhu tetap terkendali. Selain itu gunakan laptop hanya pada permukaan keras dan rata seperti meja. Apabila anda terpaksa menggunakannya di kasur, gunakan alas yang keras sehingga udara pada bagian dan samping laptop tetap dapat bersirkulasi dengan lancar.

4. Jaga Kebersihan Laptop
Jangan membiasakan diri untuk menggunakan laptop pada permukaan atau area yang kotor. Kotoran tersebut akan terhisap ke dalam sistem pendinginan laptop dan sebagian akan mengendap disana sehingga akan mengganggu proses pendinginan. Bersihkan bagian dalam laptop secara berkala (minimal 1 tahun sekali) dan ganti juga cooling paste (pasta) pada prosesor dan GPU diskrit paling tidak 2 tahun sekali. Apabila anda tidak terbiasa dalam melakukan hal ini, bawalah laptop anda ke service center resmi atau tempat service laptop terpercaya untuk dilakukan pembersihan bagian dalam. Hal ini mungkin tidak berlaku untuk laptop dengan passive cooling.

5. Gunakan Hanya Charger Original
Gunakan charger original untuk memastikan arus yang diberikan ke laptop anda stabil dan dalam spesifikasi standar pabrik. Apabila charger anda rusak, pastikan anda membeli charger original di service center resmi untuk menjamin keasliannya.

6. Gunakan Hanya Baterai Original
Apabila baterai laptop anda sudah mulai lemah, tentunya anda perlu mengganti baterai, Jangan dibiarkan dalam kondisi lemah dan mengandalkan charger, karena kita tidak tahu apakah ada interlock di dalam sistem pengisian daya sehingga dapat mengubah perilaku charging. Pastikan baterai yang anda beli original dengan cara membelinya di service center resmi merk dagang laptop anda. Saat ini banyak baterai KW yang berani menuliskan original di pasaran, dimana kita tidak tahu kapasitas dan sistem di dalamnya yang mungkin berbeda dengan aslinya sehingga mungkin merubah perilaku charging atau merusak laptop itu sendiri.

7. Jangan Gunakan Laptop Sampai Kehabisan Daya
Biasakan matikan laptop atau segera hubungkan charger apabila level baterai telah menyentuh angka 20%. Charge sampai penuh dan anda tidak perlu melepaskan chargernya selama anda menggunakannya.

8. Gunakan Power Mode Saat Tidak Dicharge
Hal ini dilakukan supaya anda dapat menggunakan laptop dalam waktu yang lebih lama. Turunkan juga tingkat kecerahan layar secukupnya sehingga anda masih merasa nyaman untuk menggunakannya.

9. Gunakan SSD
Jangan gunakan Hard Disk pada laptop kecuali terpaksa. Selain mudah rusak terkena guncangan, Hard Disk juga membutuhkan daya lebih besar untuk memutar piringan di dalamnya. Selain itu SSD juga jauh lebih cepat dibandingkan Hard Disk dan harganya pun sudah tidak semahal dulu.

Dengan memperhatikan 9 point di atas, setidaknya kita sudah menjaga barang yang menemani aktivitas kita sehari-hari. Semoga bermanfaat.

Sabtu, 02 Juni 2018

Honda Civic Hatchback SH3 '88

Gambar terkait


Di kalangan anak muda tahun '90an, siapa yang tidak kenal mobil ini? Design yang simpel dan abadi serta berada di balik brand besar Honda adalah salah kekuatannya. Mobil ini lahir di tahun '88-'91, itupun berbeda bentuk antara '88-'89 dan '90-'91 Nouva (minor change di beberapa bagian kap mesin, lampu depan-belakang, bumper depan, serta design speedometer). 

Di Indonesia dan beberapa negara, mobil ini mengusung mesin berkapasitas 1.350cc SOHC, masih mengandalkan karburator untuk supply bahan bakarnya dan berkode mesin D13. Sedangkan di Jepang (Japan Domestic Market), kita bisa menjumpainya dengan varian mesin kuat B16A 1.600 DOHC VTEC yang terkenal di kalangan speed goers. Sekedar informasi, di Indonesia VTEC pertama baru dihadirkan pada Civic Ferio '97.

Karakter mesin bernafas panjang, bahan mesin aluminium alloy, body yang ringan membuat akselerasinya terasa cukup kuat. Tidak jarang mobil ini turun di ajang drag race, baik 201m ataupun 402m. Lawan yang cukup seimbang adalah Daihatsu Winner (1.300cc) di kelas 17 detik dan masih bisa bertarung dengan mobil di kelas 1.500cc.

Saya cukup lama menggunakan Civic SH3 '88 ini. Kesan pertama menggunakan mobil ini : mesin konvensional (banyak bengkel di masanya yang dapat menangani mesin jenis ini), akselerasi cepat, body yang lumayan kompak dan rigid (Mungkin karena 2 pintu), cukup irit bahan bakar, harga spareparts yang murah. Baik dari luar maupun dalam mobil ini cantik di semua sisi. Karena rasio kompresi mesin hanya 9.0 : 1, maka kita cukup mengisinya dengan bahan bakar Premium. Tidak ada teknologi canggih yang diusung di bagian mesin membuatnya relatif aman terhadap masalah kelistrikan dan pelumas yang digunakan. Sewaktu digunakan Ayah saya, mobil ini diberikan oli Prima XP 20W50.

Singkat cerita mobil ini menorehkan 120.000 km bersama keluarga kami dan mulai banyak kendala yang mengharuskan kami melakukan overhaul total di mesin sampai ke parts-parts di dalam mesin untuk menjamin dia dapat membawa kami tanpa kendala. Proses overhaul langsung ditangani oleh mekanik yang biasa menangani mobil-mobil balap. Yang saya inginkan adalah sebuah mesin standar tanpa ubahan apapun di mesin kecuali Oversize 50. Lalu kenapa pilih mekanik balap bertarif mahal? Yang saya perlukan dari beliau adalah pemahaman mendalam soal mesin, ketelitian dan kepresisian dalam membangun ulang sebuah mesin. Beliau biasa menangani rumitnya mesin-mesin DOHC - injeksi elektronik dari Mitsubishi, maka menangani mesin konvensional Honda bukanlah perkara sulit.

Berbeda dengan Ayah saya, di tangan saya perawatan mesin agak sedikit berbeda. Saya menggunakan pelumas Castrol GTX 20W50 untuk break-in pada 500km dan 1.000km pertama setelah proses Overhaul. Setelah proses break-in tersebut selesai, saya menggunakan Castrol Magnatec 10W40 tanpa ada kebocoran maupun penguapan berlebihan. Ini menjadi salah satu indikator berhasilnya proses overhaul.

Mobil ini sebetulnya memiliki per yang cukup lembut, namun milik keluarga kami dipotong 2 ulir menjadikannya agak rendah dan bantingan yang dihasilkan pun terasa keras. Dengan kondisi tersebut, dipadu velg BBS yang dibalut ban Achilles 123 R15 - semisoft compound berprofile rata, membawanya berlari 130 km/jam cukup berasa menakutkan karena mobil terasa dekat ke aspal dengan kontur jalan yang begitu terasa di kabin dan  cengkraman ke aspal yang cukup kuat, mengikuti kontur jalan.

Sebelum dijual saya juga sempat melakukan repaint pada body. Cat yang digunakan menggunakan cat milik Honda Freed dilapis dengan varnish set Spies-Heckers membuat kita tidak perlu sering-sering melakukan waxing untuk membuatnya tampil basah.

Sekian dulu sedikit tulisan dari saya, lagi-lagi bernostalgia ke era '90an, dimana menurut saya era tersebut adalah era dimana mobil-mobil mengesankan diproduksi dalam skala global. Terima kasih sudah meluangkan waktunya.

(riky)

Jumat, 01 Juni 2018

Mitsubishi Lancer GTi - DanGan warsa 90an

Hasil gambar untuk lancer gti 90
Gambar : https://www.philmotors.com/Mitsubishi-Lancer-Gti-257

Awalnya saya tidak begitu tertarik dengan mesin (khususnya mobil), sampai orang tua saya membeli sebuah Lancer DanGan GTi '90 (1600cc DOHC injection) dalam kondisi bekas di awal tahun 2000an. Impresi pertama yang dirasakan tenaga yang dimiliki cukup besar untuk mobil pada zaman itu. Ketika mobil dibawa pulang dari dealer, saya lihat indikator bensin ada di bawah yang menandakan bensin sudah mau habis. Akhirnya saya isi Premium. Setelah berjalan beberapa kilometer terasa ada penurunan tenaga mesin dan knocking (ngelitik ketika menanjak). Saya sempat berpikir "Wah.. mobil ini bermasalah, makanya dijual.."

Tidak habis sampai disitu, saya ganti olinya dengan menggunakan Mesran Prima XP 20W50, karena selama ini keluarga kami biasa menggunakan oli ini. Saya tidak merasakan langsung perbedaan mencolok, hanya semakin lama mesin menjadi semakin berisik, tenaga pun dirasa berkurang. Saya semakin berpikir mobil ini bermasalah.

Akhirnya saya mencoba untuk browsing (beruntung tahun 2000an juga udah marak internet, jadi saya tidak begitu kesulitan, hehehe). Disana saya menemukan komunitas mobil Idmoc (Indonesian Mitsubishi Owners Club) yang diketuai oleh Mas Firmansyah Saftari (saft7.com). Disana saya baru tahu kalau mobil ini punya rasio kompresi yang lumayan tinggi pada zamannya (10.5 : 1) dan belum ada knocking sensor sehingga harus meminum bensin jenis Super TT (Bensin Super Tanpa Timbal) pada zaman itu (Nostalgia kalau ada rekan yang sempat tahu betapa harum dan baiknya performa yang dihasilkan Super TT). Dari situ pulalah saya baru tahu bahwa mobil ini dilengkapi dengan Hydraulic Lash Adjuster (HLA) yang berfungsi untuk penyetelan otomatis pada setelan klep, jadi tidak perlu lagi setting klep menggunakan sim. Penggunaan HLA ini memaksa kita untuk menggunakan viskositas (kekentalan) oli yang lebih rendah (pada saat itu rekomendasinya 10W40), jelas berbeda dengan oli 20W50 yang saya isikan sebelumnya. Akhirnya dalam kurun waktu yang lama saya pakai oli Mobil Super S 10W40 dan Shell Helix Plus (Kesini-sini namanya berubah jadi Shell HX7).

Lancer DanGan punya 3 varian mesin :
1. Lancer GLX '88 - '92 : 1500cc, Karburator, SOHC (saya lupa tipe mesinnya, sekitar 88HP)
2. Lancer GTi '88 - '90 : 1600cc, Injeksi Elektronik, DOHC - 4G61 (126 HP)
3. Lancer GTi '91 - '92 : 1800cc, Injeksi Elektronik, DOHC - 4G67 (140HP)

Saya dikenalkan dengan salah satu engineer terbaik sekaligus pemilik bengkel DiTECH injection (Dikwan Septiawan) oleh Mas Saftari. Kang Dikwan ini bukan hanya bisa, namun beliau sangat paham tentang mesin-mesin canggih pada zaman itu, khususnya Mitsubishi (beliau juga menangani berbagai macam brand mobil). Bukan hanya mekanikal, beliau paham elektrikal, ECU (komputer) mobil, dll. Hal tersebut membuat saya belajar banyak dari beliau soal pengetahuan mesin. Hampir setiap minggu saya ke bengkelnya, bukan karena ada yang rusak, tapi ngumpul sambil belajar bareng rekan Idmoc Bandung, atau sekedar cleaning bagian intake mesin dan hal ringan lainnya. Saya pikir inilah club mobil terbaik dan berbobot yang pernah saya "tempati".

Harga spareparts mobil ini pada zamannya tergolong tinggi, karena komponen genuine yang dibeli hampir semuanya import dari Jepang. Harga tidak membohongi kualitas. Jujur saja, selama penggunaan mobil tersebut belasan tahun, sampai akhirnya dijual sekitar tahun 2012-2013 mobil ini tidak pernah ada masalah berarti. Sangat jarang rewel, tidak pernah menyusahkan. Intinya sampai saat ini Lancer GTi adalah mobil dengan kualitas terbaik yang pernah ada di keluarga saya. Bahkan belasan tahun dipakai 100.000 km saya tidak pernah melakukan penggantian kampas kopling. Dimana mobil satunya sudah 3x ganti kopling di periode yang sama. Lho, padahal waktu meminangnya kondisi mobil ini bekas, gila kan?

Sebelum dijual, hampir setiap weekend saya bawa mobil ini PP Bandung Karawang dengan konsumsi bahan bakar 1:10 dalam kota (kondisi lalu lintas normal), 1:15 luar kota. Tentunya bahan bakar campuran Pertamax dan Pertamax Plus, sesekali menggunakan Shell Super Extra (Kalau sekarang jadi Shell Vpower). 

Banyak yang bilang mobil ini boros, ada beberapa kemungkinan :

1. Bahan bakar dan Pelumas tidak sesuai
2. FIlter udara dan bahan bakar kotor.
3. Tidak pernah cleaning intake dan ruang bakar dari Carbon 
4. Sensor Oksigen dibiarkan kotor sehingga bermasalah.
dan faktor lain.

Dengan kualitas sebaik itu, mudah-mudahan Mitsubishi masih mempertahankan kualitasnya. Siapa tahu saya kembali ke brand ini di mobil berikutnya.

Terima kasih sudah mau meluangkan waktu membaca tulisan nostalgia saya. Mungkin ada yang mau bernostalgia juga dengan mobilnya?

(riky)

Kamis, 01 Desember 2016

Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Karena saya bekerja di lingkungan manufaktur, saya mau share sedikit pengetahuan tentang dunia manufaktur. Salah satunya adalah OEE. OEE sangat umum digunakan di belahan dunia manapun. Mungkin sebagian rekan-rekan ada yang belum familier dengan istilah OEE (Overall Equipment Effectiveness). Supaya lebih mudah dicerna, khususnya oleh rekan-rekan yang masih awam dengan istilah ini, kita buat lebih santai saja bahasa dan pembahasannya. Kalau diterjemahkan OEE artinya Efektifitas mesin atau equipment yang dimiliki secara menyeluruh. Maksdnya menyeluruh bagaimana? Menyeluruh artinya parameter ukurnya ada 3, yaitu : 
Availability, Performance dan Quality.
Semuanya dalam persen (%) ya, dan OEE adalah perkalian dari ketiga parameter di atas. 

Jadi intinya kalau ada salah satu parameter saja yang prosentasenya rendah, maka OEE dipastikan rendah.

Yuk kita bahas satu per satu tentang parameter pembentuk OEE :

1. Availability
yaitu berapa persen sih waktu mesin running terhadap schedules yang ditentukan PPIC? Maksudnya? Maksudnya, di luar jam istirahat, planned maintenance (perawatan yang direncanakan ~ bukan breakdown lho ya).

Misalkan 1 minggu kan 7 hari, mesin diplanningkan jalan 6 hari, dan ada istirahat 3x1 jam per hari. Maka Planned Time = 21 jam x 6 hari = 126 jam. Catat ya.
Lalu misalkan dalam 1 minggu ada lost time (gabungan ya) electrical breakdown, machine jam, dll (makanya harus kecatet detail) let say 6 jam. Maka uptime selama seminggu adalah 126 - 6 jam = 120 jam.
Nah berapa Availability-nya?
Availability = (uptime/planned uptime) x 100%
berarti ya (120/126) x 100% = 95.23%

2. Performance
yaitu seberapa cepat sih mesin kita berjalan (hubungannya sama speed mesin nih) dibandingkan dengan speed mesin klaim dari pabrik pembuat mesin tsb. Kalau tadi kita ngitungnya mingguan, ya ini juga mingguan. Boleh harian, boleh jam, boleh bulanan, terserah aja tergantung kebutuhan rekan-rekan.
Kalau availability kan ngitung uptime masuk di akal.. lha kalo speed mesin selama seminggu misalkan.. kan berubah2.. gimana to?
Tenaaang.. ingat, speed = output/waktu bukan?
satuannya tergantung dari mesin rekan-rekan. boleh pcs/jam, boleh meter/jam, boleh meter per menit, yg penting output dibagi satuan waktu. Saya ngga ngomongin RPM (rotation per minute) disini ya..

Misalkan.. Total output selama 6 hari on tadi adalah 1.000.000 pcs (Termasuk produk Reject ya, bukan OKnya doang), Lalu speed mesin di name plate klaim pabrik adalah 10 ribu per jam. Maka kita harus samakan dulu satuannya.
Terserah, mau dalam minggu, atau mau dalam jam. Kita ambil contoh dalam minggu aja ya biar gampang aja sih. Normalnya satuan per jam.
Tadi kan name plate mesin 10 ribu per jam, sedangkan uptime = 120 jam (inget uptime, bukan planned time ya). Maka speed target adalah 120 x 10.000 = 1.200.000 pcs/120 jam.
Sedangkan total output kita tadi hanya 1.000.000 pcs saja selama 120 jam.. Maka performance-nya adalah (1.000.000 / 1.200.000) x 100% = 83.33%

3. Quality
Paling umum dan paling tau nih pastinya, yaitu berapa persen produk yang bener-bener OK keluar dari mesin tersebut (murni keluar mesin, tidak membutuhkan rework ya). Karena kalau ada yang cacat dan harus dirework, itungannya produk gagal/reject. Walaupun bisa dirework, cuma mesin tersebut menghasilkan sesuatu yang gagal. Jadi kita itung sebagai gagal.

Misalkan hasil produk OK selama seminggu hanya 800.000, dan yang 200.000nya reject (tadi totalnya 1.000.000 (liat lagi di kolom performance biar nggak salah).
Paling simpel, maka Quality = (800.000 / 1.000.000) x 100% = 80% dapatnya..
Jadi berapa OEE kita?
OEE = availability x performance x quality
OEE = 95.23% x 83.33% x 80%
OEE = 0.9523 x 0.8333 x 0.8000 = 0.6348 atau 63.48% saja

Gampang kan? OEE ini banyak diterapkan di perusahaan-perusahaan besar yang tentunya sangat melihat mesin dan team yang menggerakkan mesin tersebut sebagai satu kesatuan aset yang harus menghasilkan efektivitas yang tinggi.

Kalau ada yang mau dikoreksi atau ditambahkan, monggo email saja ke : rautech@gmail.com

Semoga bermanfaat
(riky)

Bahan Bakar yang Cocok Untuk Kendaraan Kita



Baru-baru ini PT Pertamina meluncurkan Pertamax Turbo sebagai bahan bakar andalan mereka dan diproyeksikan menggantikan Pertamax Plus. Pertanyaannya, apakah kendaraan saya bisa menggunakan Pertamax Turbo? Simpelnya, dalam bahan bakar dikenal adanya angka oktan (octane number). Premium memiliki oktan 88, Pertalite 90, Pertamax dan Shell Super 92, Pertamax Plus dan Vpower 95, Pertamax Turbo 98, Pertamax Racing 100.

Lalu apa pengaruhnya ke mesin saya? Nah, setiap mesin memiliki rasio kompresi mesin. Ayo coba buka-buka deh brosur informasi mobil atau motor. Biasanya di kolom yang menjelaskan tentang mesin ada disitu angkanya. Memang kadang-kadang tidak tercantum, tergantung pembuat brosurnya juga. Atau rekan bisa lihat di buku manual (petunjuk) kendaraan. Kalau disitu harusnya ada. Rekan akan mendapatkan angka compression ratio seperti ini (contoh) ~ 10:1 atau 11:1, dsb.

Angka tersebut adalah angka perbandingan volume ruang bakar ketika piston berada di titik terbawah (TMB - volume tanpa kompresi, malah agak vakum karena di fase ini mesin menghirup udara maksimal dan atau mesin habis menerima ledakan) dan volume ruang bakar ketika piston berada di titik teratas (TMA - volume terkompres maksimal dan atau selesai membuang udara hasil pembakaran).

Dari sisi mesin, semakin tinggi rasio kompresi tersebut (perbandingan volume) maka semakin tinggi kompresi di ruang bakar. Sedangkan dari sisi bahan bakar, semakin tinggi nilai oktan bahan bakar maka semakin tinggi pulalah kemampuannya untuk menahan kompresi (tekanan) yang tinggi dari mesin sebelum bahan bakar tersebut terbakar sebelum dilecut api dari busi. Mudah-mudahan sudah mulai terbayang.

Idealnya, ketika terjadi kompresi maksimal di mesin, busi melecut api, terjadi ledakan dan mendorong piston sehingga menggerakkan kruk as dan seterusnya. Memang disini ada peran dari timing pengapian, jadi selain oktan bahan bakar yang harus pas, timing pengapian pun harus pas. Mobil modern biasanya sudah dilengkapi anti-knocking sensor. Tugasnya sederhana, sensor tersebut akan mendeteksi pembakaran/ledakan sebelum piston mencapai puncak. Kalau hal tsb terjadi, maka timing pengapian akan dirubah sampai sesuai (hanya fine tuning saja), mesin tetap tidak akan bekerja sesuai performa terbaiknya.

Kalau begitu, isi bensin Oktan tinggi aja dong..?
Bukan begitu juga.. kalau oktan bahan bakar terlalu tinggi, kecenderungannya akan lebih sulit dibakar (pada kompresi terlalu rendah). Kebakar sih kebakar (toh bensin nggak perlu media untuk bisa terbakar), tapi daya ledaknya nggak semaksimal kalo ada di kompresi yang sesuai. Efeknya, tenaga juga ngga optimal bahkan bukan tidak mungkin ada residu bahan bakar yang nggak kebakar sempurna yang akhirnya menimbulkan kerak.. jadi timbul masalah baru deh. So, pastikan bahan bakat yang digunakan sesuai.. yang pas pas aja.. jangan terlalu ngirit, jangan berlebihan juga.

Berikut adalah tabel perbandingan rasio kompresi dan bahan bakar dengan oktan yang sesuai. Saya ambil dari kompasiana (klik untuk melihat sumber). Sebetulnya ada banyak versi, cuma saya ambil yang umum saja, karena saya pun tidak punya pengetahuan gimana membuat tabel seperti ini.


Monggo..

Rasio Kompresi   ~  Oktan (Minimal - Maksimal)
8 : 1   ~   87 - 92
9 : 1   ~   89 - 96
10 : 1   ~   92 - 100
11 : 1   ~   96 - 102
12 : 1   ~   100 - 108

Semoga tulisan pertama saya bisa jadi sharing yang bermanfaat buat pembaca. Kalau ada yang mau ditambahkan atau dikoreksi, saya tunggu feedbacknya di email : rautech@gmail.com

Terima kasih
(riky)

ThinkPad punya tempat spesial di hati para penggunanya

Terinspirasi oleh kotak nasi bento khas Jepang,  IBM ThinkPad  dari Amerika memulai suksesnya pada tahun 1990 sebelum akhirnya IBM diaku...